Cara Penularan Cacing Pita Pada Manusia
Thursday, May 28, 2015
Teania atau cacing pita merupakan hewan yang
digolongkan dalam spesies animilia, filum platyhelminthes.
Teania merupakan salah satu parasit vertebrata yang dapat menginfeksi tubuh
manusia, kerbau, sapi dan babi. Kemungkinan besar cacing pita tersebut dapat
ditularkan karena manusia mengkonsumsi daging hewan-hewan tersebut.
Jika sudah terdapat di dalam tubuh
manusia, cacing pita dewasa hidup di dalam usus manusia yang disebut dengan
induk semang definitif. Dalam fase pertumbuhannya, cacing pita ditularkan
melalui perantara inang seperti kerbau, babi, dan sapi yang mengandung telur
yang masuk di dalam tubuh manusia dalam bentuk makanan, setelah berada di dalam
tubuh manusia cacing pita tersebut akan mengeluarkan embrio dengan mengikuti
sirkulasi darah yang berkembang sistiserkosis dan infektif di dalam otot
tertentu.
Penyebaran cacing pita pada tubuh
manusia, banyak ditemukan pada negara-negara yang beriklim tropis seperti
Indonesia. Di provinsi Papua telah ditemukan sebesar 66% atau 106 dari 160
responden positif menderita teaniasis
solium yang berasal dari daging
babi. Pada kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa proses penularan cacing pita
pada manusia disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
- Makanan, minuman serta lingkungan yang tidak bersih sehingga memungkinkan tercemar oleh telur cacing pita.
- Penularan melalui daging hewan yang dikonsumsi sehari-hari seperti daging babi, sapi dan kerbau. Ketiga hewan tersebut memang terbukti mengandung larva cacing pita atau sistesekus.
- Penularan dari penderita lainnya yang berasal dari tinja seseorang yang mengandung telur cacing pita atau segmen tubuh prolgtotid.
Setelah mengetahui cara
penularannya, para ahli menganjurkan agar orang-orang yang belum tertular
melakukan pengendalian agar tidak terlalu banyak tersebar pada diri manusia.
Cara pengendaliannya dapat dilakukan dengan memutuskan siklus hidupnya dengan
mengkonsumsi beberapa obat yang telah direkomendasikan oleh dokter seperti
librax, niclosomide, atau atabrin. Sedangkan untuk pencegahan dari hewan itu
sendiri harus dilakukan vaksinasi ternak secara teratur terutama pada babi.
Selain itu, penting juga untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan karena
lingkungan yang kotor merupakan tempat penyebaran terbesar dan tercepat melalui
hewan kepada manusia. (Baca juga: Tanda Gangguan Kesehatan yang Dilihat dari Kaki)